Pengertian Tauriyah Dan Contohnya Dalam Balaghah
Tauriyah merupakan bagian dari Bab Keindahan-keindahan Maknawi dalam Ilmu Badi' bagian pembahasan ke 1 dari 7 pembahasan, yaitu:
التّورية أن يذكر المتكلمُ لفظا مفردا له معنين، قريب ظاهر غيرُ مراد،
وبعيد خفيّ هو المراد.
Penyebutan suatu kata
yang mufrod, yang mempunyai dua makna; pertama, makna yang dekat dan jelas yang
tidak dimaksudkan oleh penyair; kedua, makna yang jauh dan samar yang justru
dimaksudkan oleh penyair.
Contoh Pertama:
Sirajuddin
Al-Warraq berkata:
أَصُـوْنُ أَدِيْـمَ وَجْهِـي عن أُنـاسٍ # لِقـاءُ المـوت
عندهـم الأديـبُ
ورَبُّ الشّـعرِ عنـدهـم بَغِيـضٌ # ولـو وافَى بـه لهـم
حبـيـبُ
Aku memelihara kulit mukaku dari banyak orang. Bertemu mati menurut
mereka ialah sesuatu yang beradab. Pengarang syair menurut mereka adalah orang
yang dibenci, meskipun yang datang membawa kepada mereka itu adalah Habib.
Penjelasan:
Yang jadi fokus dalam contoh diatas adalah kata حبيب, kata حبيب pada Contoh diatas memiliki dua makna:
Pertama, maknanya adalah “orang yang dicintai” (ini adalah makna yang dekat dan
mudah dipahami oleh pendengar) karena memang bersandingan dengan kata بغيض (dibenci).
Seolah-olah pendengar memahami kata حبيب adalah
lawan dari kata بغيض , padahal
makna yang dimaksud bukan “orang yang dicintai” (“lawan dari orang yang
dibenci”) tetapi makna yang kedua.
Kedua, maknanya adalah nama Abu Tamam seorang penyair, yaitu حبيب بن أوس (ini adalah makna yang jauh), namun justru makna ini
yang dikehendaki oleh penyair (Sirajuddin Al-Warraq), dan untuk itu dengan
sangat halus ia menutupi maksudnya itu dengan makna yang dekat.
Contoh Kedua:
Nashiruddin
Al-Hammami berkata:
أَبْيَاتُ شِعْرِكَ كالقُصور # ولا قصورَ بِها يَعُوقُ
ومن العجائب لفظُها # حُرٌّ ومعناها رقيقُ
Bait-bait syairmu seperti gedung, dan tidak ada gedung yang tidak dapat
dinikmati keindahannya. Yang mengherankan adalah bahwa lafadznya itu bebas,
namun maknanya tipis/hampa.
Penjelasan:
Yang jadi fokus dalam contoh diatas adalah kata رقيقُ, kata رقيقُ pada Contoh diatas memiliki dua makna:
Pertama, maknanya adalah “hamba” (ini adalah makna yang dekat dan mudah ditangkap
hati pendengar) karena memang bersandingan dengan kata حُرٌّ (merdeka/bebas).
Seolah-olah pendengar memahami kata رقيقُ adalah lawan dari kata حُرٌّ, padahal
makna yang dimaksud bukan “hamba” (“lawan dari merdeka/bebas”) tetapi makna
yang kedua.
Kedua, maknanya adalah “tipis/hampa” (ini adalah makna yang jauh), namun justru
makna ini yang dikehendaki oleh penyair (Nashiruddin Al-Hammami) setelah ia
merahasiakannya dibalik makna yang dekat.
Demikian uraian mengenai pengertian tauriyah, contoh tauriyah dan penjelasan tauriyah dalam balaghah, semoga bermanfaat.
Baca juga:
Sumber: Kitab Al-Balaghah
Al-Wadihah, karya ‘Ali Jarim dan Musthafa Amin
Post a Comment for "Pengertian Tauriyah Dan Contohnya Dalam Balaghah"