Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Ta'kid Al-Madh Bima Yusybihu Adz-Dzam Dan Contohnya Dalam Balaghah

Pengertian Ta'kidul Madhi Bima Yusybihu Adz-Dzam Dan Contohnya Dalam Balaghah

Ta'kid Al-Madh bima Yusybihu Adz-Dzam (Memperkuat pujian dengan kata-kata yang menyerupai celaanmerupakan bagian dari Bab Keindahan-keindahan Maknawi dalam Ilmu Badi' bagian pembahasan ke 5 dari 7 pembahasan, yaitu:

1. Tauriyah
2. Thibaq
3. Muqabalah
4. Husnu At-Ta'lil
5. Ta’kid Al-Madh bima Yusybihu Adz-Dzam
6. Ta’kid Adz-Dzam bima Yusybihu Al-Madh
7. Uslub Al-Hakim

Dalam tulisan kali ini kita akan membahas Pengertian Ta’kid Al-Madh bima Yusybihu Adz-Dzam Dan Contohnya Dalam Balaghah.

Ta'kid Al-Madh bima Yusybihu Adz-Dzam ada dua macam:
تأكيد المدْحِ بِما يُشْبِهُ الذَّمَّ ضربان:
1.   أنْ يُسْتَــثْنَى من صفة ذمّ مَنْفِيّة صفةُ مدْحٍ.
2.   أن يُثْـبَت لشيء صفةُ مدح، ويُؤتَى بعدَها بأداة استـثـناءٍ تَلِيْها صفةُ مدحٍ أُخرى.
Memperkuat-pujian-dengan-kalimat-yang-menyerupai-celaan-itu-ada-dua-macam:
1.     Mengecualikan-sifat-pujian-dari-sifat-celaan-yang-dinafikan.
2.     Menetapkan sifat pujian bagi sesuatu, setelah itu mendatangkan huruf istitsna, diikuti sifat pujian yang lain.

Contoh Jenis yang Pertama:
Ibnu Rumi berkata:
ليـسَ بِـه عَيْـبٌ سِـوَى أنّـه # لا تَقَـعُ العيـنُ على شِبْهِـهِ
Tidak-ada-cacat-padanya, selain-bahwasannya-mata-ini-tidak-akan-melihat-orang-yang-serupa-dia.

Penjelasan:
Pada contoh di atas, Ibnu Rumi mengawali pembicaraannya dengan meniadakan kecacatan dari orang yang dipujinya, artinya Ibnu Rumi benar-benar memuji akhlak orang yang dipujinya tersebut. Tiba-tiba Ia datangkan harf al-istitsna yaitu kata سِوَى, sehingga seolah-olah dengan harf al-istitsna tersebut ada akhlak pada diri yang dipuji Ibnu Rumi tersebut yang dikecualikan, dalam artian ada sedikit akhlak yang tercela pada diri yang dipuji Rumi tersebut, kesan kepada pendengar seperti itu. Tetapi kalau kita perhatikan kata-kata Rumi selanjutnya pada contoh di atas, justru Ia mengecoh pendengar, ia tidak hendak menyebutkan kecacatan diri yang dipujinya tersebut, melainkan justru Rumi menguatkan pujiannya dengan kalimat yang memberi kesan mencela, Rumi benar-benar memuji diri yang dipujinya tersebut.


Contoh Jenis yang Kedua:
Rasulullah SAW. bersabda:
أنـا أفْصَـحُ العَـرَبِ بَيْـدَ أَنّـي مِـن قريـشٍ
Saya-adalah-orang-Arab-yang-paling-fasih, hanya-saja-saya-seorang-Quraisy.

Penjelasan:
Contoh di atas adalah kata-kata Rasulullah SAW. yang unik, kita lihat penjelasannya. Rasulullah memuji dirinya dengan pujian yang tertera pada contoh di atas, beliau menyatakan bahwa saya ini orang Arab yang paling fasih, tapi setelah kalimat tersebut ada harf al-istitsna “hanya saja” seolah-olah Rasul hendak menyebutkan kata-kata yang tidak menyenangkan setelah harf al-istitsna tersebut, namun pendengar kali ini pun akan terkecoh apabila tidak memperhatikan kata-kata selanjutnya yang diucapkan Rasul dalam contoh di atas, lengkapnya beliau mengatakan “Saya adalah orang Arab yang paling fasih, hanya saja saya seorang Quraisy”, telah diketahui secara umum bahwa Quraisy adalah kabilah Arab yang paling fasih. Dengan demikian, mendatangkan harf al-istitsna dan kata-kata selanjutnya justru memperkuat pujian pada kalimat pertama.


Demikian uraian mengenai pengertian takidul madhi bima yusbihu dam, contoh takidul madhi bima yusbihu dam dan penjelasan takidul madhi bima yusbihu dam dalam balaghah, semoga bermanfaat.

Baca juga:


Sumber: Kitab Al-Balaghah Al-Wadihah, karya ‘Ali Jarim dan Musthafa Amin

Post a Comment for "Pengertian Ta'kid Al-Madh Bima Yusybihu Adz-Dzam Dan Contohnya Dalam Balaghah"