Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Al-Iqtibas Dan Contohnya Dalam Balaghah

Pengertian Iqtibas Dan Contohnya Dalam Balaghah

Al-Iqtibas merupakan bagian dari Ilmu Badi' dalam Balaghah bab Keindahan-Keindahan Lafdzhi bagian pembahasan ke 2 dari 3 pembahasan, yaitu:

1. Al-Jinas
2. Al-Iqtibas
3. As-Saja'


Dalam tulisan kali ini kita akan membahas Pengertian Al-Iqtibas Dan Contohnya Dalam Balaghah.

Definisi Al-Iqtibas ialah:
الاِقْـتِبَاسُ تَضْمِينُ النَّـثْرِ أوِ الشِّعْرِ شَيْأً مِنَ الْقُرْآنِ الكريمِ، أوِ الحديثِ الشّرِيفِ مِنْ غَيْرِ دِلالةٍ على أنّهُ مِنهما، ويجوزُ أَنْ يُـغَـيّرَ في الأثرِ المُقْـتَبَسِ قَليلا.
Iqtibas adalah mengutip sebagian kalimat dari Al-Qur’an atau Hadits, lalu disematkan ke dalam prosa atau syair tanpa dijelaskan bahwa kutipan tersebut dari Al-Qur’an atau Hadits.

Contoh Pengutipan dari Al-Qur’an:
Abu Al-Mu’min Al-Ashfahani berkata:
لَا تَغُرَّنَّكَ مِنَ الظَّلَمَةِ كَثْرَةُ الجُــيُوْشِ والأَنْصَارِ، إنّمَا يُـؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فيهِ الأَبْصَارُ.
Jangan sekali-kali kamu terbujuk oleh banyaknya pasukan dan pembantu orang-orang penganiaya, Sesungguhnya Kami menangguhkan mereka sampai suatu hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak.

Penjelasan:
Yang perlu kita perhatikan dalam contoh di atas adalah kalimat إنّمَا يُـؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فيهِ الأَبْصَارُ, kalimat tersebut merupakan potongan Al-Qur’an Surat Ibrahim ayat 42.

Penyair di atas memasukkan ayat Al-Qur’an dalam prosanya tersebut dengan tidak menjelaskan bahwa kutipan yang dimasukkannya tersebut berasal dari Al-Qur’an.

Maksud dari Penyair memasukkan ayat Al-Qur’an dalam prosanya tersebut untuk meminjam kekuatan ayat tersebut yang berasal dari Al-Qur’an yang merupakan Kalam Allah, disamping juga untuk menunjukkan kelihaian penyair dalam menghubungkan kalimat dalam prosanya dengan kalimat yang dipetiknya secara selaras.


Kita lihat contoh-contoh lain yang dalam syair atau prosanya seorang penyair mengutip ayat Al-Qur’an:
# Pertama
رَحَلُوْا فَلَسْتُ مُسَائِلًا عَنْ دَارِهِمْ * أَنَا بَاخِعٌ نَفْسِيْ عَلى آثارِهِمْ
Mereka telah berangkat dan aku tidak akan menanyakan tempat tinggal mereka, selanjutnya aku seperti orang yang binasa karena bersedih hati sepeninggal mereka.

Catatan: dalam contoh ini ada kalimat أَنَا بَاخِعٌ نَفْسِيْ عَلى آثارِهِمْ, kalimat tersebut merupakan kutipan dari Al-Qur’an Surat Al-Kahfi ayat 6, tetapi ayat tersebut yang dalam Al-Qur’an aslinya فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَفْسَك عَلى آثارِهِمْ, tetapi penyair tersebut memasukkan dalam syairnya dan mengubahnya sedikit karena diselaraskan dengan kalimat yang ada dalam syairnya tersebut.


# Kedua
وَرَدَ على الخَـادِمِ الكِتَـابُ الكريـمُ فَشَكَـرَهُ، وقَرَّبَـهُ نَجِيًّـا، ورَفَعَـه مكـانـا عليّـا، وأَعَـادَ عليـه عَصْـرَ الشَّبَـابِ، وقَدْ بَلَـغَ مِنَ الكِبَـرِ عِتِيًّـا.
Sebuah kitab yang mulia telah sampai kepada seorang pelayan, maka ia bersyukur karenanya, ia mendekatinya untuk bermunajat, ia menempatkannya di tempat yang tinggi, dan kitab itu mengembalikan semangat mudanya, padahal ia sudah mencapai umur yang sangat tua.
Catatan: dalam contoh ini ada kalimat وقَدْ بَلَغَ مِنَ الكِبَرِ عِتِيًّا, kalimat tersebut merupakan kutipan dari Al-Qur’an Surat Maryam ayat 8, tetapi ayat tersebut yang dalam Al-Qur’an aslinya وقَدْ بَلَغْتُ مِنَ الكِبَرِ عِتِيًّا, tetapi penyair tersebut memasukkan dalam prosanya dan mengubahnya sedikit karena diselaraskan dengan kalimat yang ada dalam prosanya tersebut.



Contoh Pengutipan dari Hadits:
Abu Ja’far Al-Andalusi berkata:
لَا تُعَادِ النَّاسَ فِي أَوْطَانِهِمْ * قَلَّمَا يُرْعَى غَرِيْبُ الوَطَنِ
وَإِذَا مَا شِئْتَ عَيْشًا بينَهم * خَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Janganlah kau memusuhi orang-orang di negeri mereka sendiri, sedikit sekali pengembara di suatu negeri itu mendapat perhatian baik.
Jika kau ingin hidup di tengah-tengah mereka, maka berakhlaklah kepada manusia dengan akhlak yang baik.

Penjelasan:
Yang perlu kita perhatikan dalam contoh di atas adalah kalimat خَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ, kalimat tersebut merupakan potongan Hadits.

Penyair di atas memasukkan potongan Hadits dalam sya’irnya tersebut dengan tidak menjelaskan bahwa kutipan yang dimasukkannya tersebut berasal dari Hadits.

Maksud dari Penyair memasukkan potongan Hadits dalam sya’irnya tersebut untuk meminjam kekuatan Hadits tersebut yang mulia, disamping juga untuk menunjukkan kelihaian penyair dalam menghubungkan kalimat dalam sya’irnya dengan kalimat yang dipetiknya secara selaras.

Jadi kita dapat simpulkan bahwa dalam pengutipan Al-Qu’ran dan Hadits ada yang tetap seperti tertera dalam Al-Qur’an dan Hadits tersebut; ada juga yang sedikit diubahnya oleh Penyair karena disesuaikan dengan kalimat Penyair dalam prosa atau syairnya.


Demikian pembahasan mengenai pengertian iqtibas, contoh iqtibas dan penjelasan iqtibas dalam balaghah, semoga bermanfaat.



Rujukan awal: Kitab Al-Balaghah Al-Wadhihah, karya ‘Ali Jarim dan Musthafa Amin.

Post a Comment for "Pengertian Al-Iqtibas Dan Contohnya Dalam Balaghah"