Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Penjelasan Isim Maushul dalam Alfiyah



Perlu diketahui bahwa Isim maushul merupakan bagian keempat dari isim ma’rifat.

Isim maushul itu terbagi dua:
1.     Maushul Ismiy (موصول إسمي)
Definisi maushul ismiy adalah:
موصـول إسمـي هـو مـا يحتـاج إلى صلـة وضميـر                                
Artinya: maushul ismiy ialah isim maushul yang membutuhkan silah dan dhomir (marji’), maksudnya qarinah suatu perkara yang ada pada mutarjim lah (yang diterjemahkan).

Penyebab dari isim maushul membutuhkan silah dan dhomir ialah karena:
Pertama, karena ada keterangan kaidah seperti ini:
لأنّ الموصـول لا يتـمّ معرفتـه إلا بصلتـه
Artinya: isim maushul tidak akan diketahui secara jelas kecuali dengan silahnya.

Kedua ada keterangan seperti ini:
ملزوم عـائد وجملـة ومـا # أشبهـه الموصـول الاسمـاء فعلانـا
Artinya: wajib mengadakan silah dan dhomirnya jika maushul menjadi isimnya.

Isim maushul ada 13, yaitu:
الّـذي، الّـذان، الّذيـن، الّـتي، الـلّاء، اُلىَ، الـلّاتي، اللّتـان، مَـنْ، مـا، أل، ايّ، ذا بـعد استفهـام.

2.     Maushul Harfiy (موصول حرفي)
Definisi maushul harfiy adalah:
موصـول حـرفي هـو مـا يحتـاج إلى صلـة فقـط
Artinya: maushul harfiy ialah isim maushul yang hanya membutuhkan silah saja.

Maushul harfiy itu ada 5, yaitu:
أنْ مصـدرية، إنّ عـامل نـواشيـخ، كي مصدريّـة، ما مصدريّـة، لو مصدريّـة.

Contoh seperti:
وَدِدْتُ لوْ قام زيدٌ
Kata لوْ pada contoh di atas ialah لو مصدريّة yang bermakna أنْ, maksudnya dalam kata لوْ mentakdirkan mashdar, jadi maf’ul kata وَدِدْتُ di atas takdirnya ialah وَدِدْتُ قيامَ زيدٍ.

Kita lihat bait Alfiyahnya:
موصـول الأسمـاء الّـذي الانثـى الّتـي * واليـاء إذا مـا ثنّيـا لا تثبـت
بل مـا تليـه اولـه العـلامـة * والنّـون إن تشـدد فـلا ملامـة
Kesimpulan dari bait di atas ialah bahwa lafadzالّذي  termasuk pada maushul ismiy yang menunjukkan mufrod mudzakkar, contohnya seperti:
جائني الذي ضربتُه
Dan begitu juga lafadzالّتي  termasuk pada maushul ismiy tetapi yang menunjukkan mufrod muannats, contohnya seperti:
جائني التي ضربتُها

Bait di atas juga menyebutkan bahwa jika lafadz الذي dan الّتي ingin dijadikan tastniyah, yang tatsniyahnya lughowiyah, maka huruf ي dari lafadz الذي dan الّتي wajib dibuang, dan ciri ketatsniyahannya mesti tetap menempel, jika dalam keadaan rofa’ ciri ketatsniyahannya ialah alif dan nun, jika dalam keadaan nashab dan jar ciri ketatsniyahannya ialah ya dan nun. Maka akan menjadi seperti contoh di bawah ini:
Dalam keadaan rofa’:
الّذان، الّلتان
Dalam keadaan nashab dan jar:
الّذين، الّلتين

Catatan: penyebab dari الّذان، الّلتان disebut tatsniyah lughowiyah ialah karena kalau tatsniyah istilahiyah mufrodnya itu harus mu’rob.


(baru sampai sini)



المراجع: تسهيل المسالك في ترجمة الفيّة ابن مالك لمحمد عبد الله بن حسن كونجسي شارنجن سوكابومي.

Post a Comment for "Penjelasan Isim Maushul dalam Alfiyah"