Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Contoh Tauriyah dalam Balaghah dan Al-Qur'an

Contoh Tauriyah dalam Balaghah dan Al-Qur'an

Assalamualaikum sahabat pecinta bahasa Arab, kali ini Admin akan membagikan Contoh Tauriyah dalam Balaghah dan Contoh Tauriyah dalam Al-Qur'an

Seperti telah diketahui dalam pembahasan Pengertian Tauriyah dan Contohnya dalam Balaghah bahwa Tauriyah adalah Penyebutan suatu kata yang mufrod, yang mempunyai dua makna; pertama, makna yang dekat dan jelas yang tidak dimaksudkan oleh penyair; kedua, makna yang jauh dan samar yang justru dimaksudkan oleh penyair.

Sekarang kita akan lihat contoh-contoh dari Tauriyah Dalam Balaghah dan Al-Qur’an:

1.     Contoh Tauriyah dalam Balaghah
Sirajuddin Al-Warraq berkata:
أَصُـوْنُ أَدِيْـمَ وَجْهِـي عن أُنـاسٍ # لِقـاءُ المـوت عندهـم الأديـبُ
ورَبُّ الشّـعرِ عنـدهـم بَغِيـضٌ # ولـو وافَى بـه لهـم حبـيـبُ
Aku memelihara kulit mukaku dari banyak orang. Bertemu mati menurut mereka ialah sesuatu yang beradab. Pengarang syair menurut mereka adalah orang yang dibenci, meskipun yang datang membawa kepada mereka itu adalah Habib.

Yang jadi contoh Tauriyah dalam syair di atas adalah kata حبيب, kata حبيب pada contoh di atas memiliki dua makna:
Pertama, maknanya adalah “orang yang dicintai” (ini adalah makna yang dekat dan mudah dipahami oleh pendengar) karena memang bersandingan dengan kata بغيض  (dibenci). Seolah-olah pendengar memahami kata حبيب adalah lawan dari kata بغيض , padahal makna yang dimaksud bukan “orang yang dicintai” (“lawan dari orang yang dibenci”) tetapi makna yang kedua.
Kedua, maknanya adalah nama Abu Tamam seorang penyair, yaitu حبيب بن أوس (ini adalah makna yang jauh), namun justru makna ini yang dikehendaki oleh penyair (Sirajuddin Al-Warraq), dan untuk itu dg sngat halus ia mnutupi mksudnya itu dg makna yg dekat.

Nashiruddin Al-Hammami berkata:
أَبْيَاتُ شِعْرِكَ كالقُصور # ولا قصورَ بِها يَعُوقُ
ومن العجائب لفظُها # حُرٌّ ومعناها رقيقُ
Bait-bait syairmu seperti gedung, dan tidak ada gedung yang tidak dapat dinikmati keindahannya. Yang mengherankan adalah bahwa lafadznya itu bebas, namun maknanya tipis/hampa.

Yang jadi contoh Tauriyah dalam syair di atas adalah kata رقيقُ, kata رقيقُ pada contoh di atas memiliki dua makna:
Pertama, maknanya adalah “hamba” (ini adalah makna yang dekat dan mudah ditangkap hati pendengar) karena memang bersandingan dengan kata حُرٌّ (merdeka/bebas). Seolah-olah pendengar memahami kata رقيقُ adalah lawan dari kata حُرٌّ, padahal makna yang dimaksud bukan “hamba” (“lawan dari merdeka/bebas”) tetapi makna yang kedua.
Kedua, maknanya adalah “tipis/hampa” (ini adalah makna yang jauh), namun justru makna ini yang dikehendaki oleh penyair (Nashiruddin Al-Hammami) setelah ia merahasiakannya dibalik makna yang dekat.

Seorang Penyair berkata:
يا من رآني بالهموم مطوقًا  #  وظللتُ من فقدي غصون في شجونٍ
“Wahai orang yang melihatku dikelilingi kesedihan, ketika aku tidak ada ranting-ranting itu berlindung pada dahan yang rindang cabangnya berbelit-belit”.

Yang jadi contoh Tauriyah dalam syair di atas adalah kata شجونٍ, kata شجونٍ pada contoh di atas memiliki dua makna:
Pertama, maknanya adalah “kesedihan” (ini adalah makna yang dekat dan mudah ditangkap hati pendengar). Tetapi makna yang dimaksud bukan “kesedihan” tetapi makna yang kedua.
Kedua, maknanya adalah “dahan yang rindang” (ini adalah makna yang jauh), namun justru makna inilah yang dikehendaki Penyair.

أنهُ كانُ يحركَ الشمالُ باليمينِ
“Sesungguhnya ia menggerakkan baju lapang yang menyelubungi seluruh badan dengan tangan kanan”.

Yang jadi contoh Tauriyah dalam syair di atas adalah kata الشمالُ, kata الشمالُ pada contoh di atas memiliki dua makna:
Pertama, maknanya adalah “tangan kiri” (ini adalah makna yang dekat dan mudah ditangkap hati pendengar) karena memang bersandingan dengan kata اليمينِ (tangan kanan). Seolah-olah pendengar memahami kata الشمالُ adalah lawan dari kata اليمينِ, padahal makna yang dimaksud bukan “tangan kiri” (“lawan dari tangan kanan”) tetapi makna yang kedua.
Kedua, maknanya adalah “baju longgar yang menyelubungi seluruh tubuh” (ini adalah makna yang jauh), namun justru makna inilah yang dikehendaki Penyair.


2.     Contoh Tauriyah dalam Al-Qur’an
Allah SWT. berfirman dalam QS. Al-An’am ayat 60:
وَهُوَ الَّذِيْ يَتَوَفَّاكُمْ بِالَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُمْ بِالنَّهَارِ...
“Dan Dialah yang mematikan kamu di waktu malam, dan Dia mengetahui apa yang kamu perbuat (dari dosa) di siang hari”.

Yang jadi contoh Tauriyah dalam syair di atas adalah kata جَرَحْتُمْ, kata جَرَحْتُمْ pada contoh di atas memiliki dua makna:
Pertama, maknanya adalah “terluka” (ini adalah makna yang dekat dan mudah ditangkap hati pendengar) karena memang bersandingan dengan kata يتو فيكم (Dialah yang mematikan kamu sekalian). Seolah-olah pendengar memahami kata يتو فيكم  penggiring untuk memaknai kata جَرَحْتُمْ , padahal makna yang dimaksud bukan “terluka” tetapi makna yang kedua.
Kedua, maknanya adalah “berbuat dosa” (ini adalah makna yang jauh), namun justru makna ini yang dikehendaki Allah setelah Ia merahasiakannya dibalik makna yang dekat.


Allah SWT. berfirman dalam QS. Taa-Haa ayat 5:
الرَّحْمنُ عَلَى العَرْشِ اسْتَوَى.
“(Yaitu)-Tuhan-Yang-Maha-Pemurah.Yang-bersemayam-di-atas-‘Arasy”.

Yang jadi contoh Tauriyah dalam contoh di atas adalah kata اسْتَوَى, kata اسْتَوَى pada contoh di atas memiliki dua makna:
Pertama, maknanya adalah “bersemayam” (ini adalah makna yang dekat dan mudah ditangkap hati pendengar). Tetapi makna yang dimaksud bukan “bersemayam” tetapi makna yang kedua.
Kedua, maknanya adalah “menguasai” (ini adalah makna yang jauh), namun justru makna inilah yang dikehendaki.


Allah SWT. berfirman dalam QS. Adz-Dzariyat ayat 47:
وَالسَّماءَ بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ وَإِنَّا لَمُوْسِعُوْنَ.
“Dan-langit-itu-Kami-bangun-dengan-kekuasaan (Kami) dan-sesungguhnya-Kami-benar-benar-berkuasa”.

Yang jadi contoh Tauriyah dalam syair di atas adalah kata أَيْدٍ, kata أَيْدٍ pada contoh di atas memiliki dua makna:
Pertama, maknanya adalah “tangan” (ini adalah makna yang dekat dan mudah ditangkap hati pendengar). Tetapi makna yang dimaksud bukan “tangan” tetapi makna yang kedua.
Kedua, maknanya adalah “kekuasaan” (ini adalah makna yang jauh), namun justru makna inilah yang dikehendaki.


Demikian uraian mengenai contoh contoh tauriyah dalam balaghah dan contoh contoh tauriyah dalam Al Quran, semoga bermanfaat.

Baca juga:

Post a Comment for "Contoh Tauriyah dalam Balaghah dan Al-Qur'an"